Ambon, Datamaluku.com Anggota DPRD Provinsi Maluku dari dapil kota Ambon.Rovik Afifudin menegaskan seorang kepala dinas Pendidikan atau dinas yang lain ibarat seorang manajer yang harus memiliki kemampuan manajerial dalam mengelola institusi, termasuk dinas yang dipimpinnya.
Apalagi, dalam proses penilaian kepala dinas, aspek yang paling utama adalah kebutuhan pemimpin, dalam hal ini Gubernur dan Wakil Gubernur, agar dapat bekerja sama dalam mewujudkan visi dan misi LAWAMENA.Ujar Afifudin kepada wartawan di ruang kerjanya Senin (24/02/25)
Menurutnya semua orang memiliki kesempatan yang sama, namun yang lebih penting adalah profesionalitas dalam bekerja, bukan sekadar mengikuti kehendak atasan atau bermental “ABS (Asal Bapa Sanang)” seperti yang terjadi dalam birokrasi lima tahun terakhir.
“Selain melakukan pembenahan birokrasi dan memenuhi syarat-syarat administratif, yang lebih penting adalah bagaimana kepala dinas sesuai dengan kebutuhan pemimpin. Saya kira kewenangan sepenuhnya ada pada Gubernur dan Wakil Gubernur,” ujar Afifudin.
Tak hanya itu mentalitas semacam itu harus dihilangkan dan pejabat yang dipilih harus benar-benar memiliki kompetensi dan profesionalitas dalam menjalankan tugasnya.
“Kewenangan tetap ada pada Gubernur dan Wakil Gubernur. Tetapi, mereka yang dipilih harus benar-benar loyal kepada tugas, bukan kepada atasan. Loyal kepada tugas berarti ketika ada permintaan yang di luar koridor, mereka harus mengingatkan, bukan malah mencari-cari cara untuk membenarkan hal tersebut,” tegasnya.
Dia mengatakan pentingnya kaderisasi dalam lingkup Maluku, karena selama ini banyak potensi lokal yang kurang diberdayakan, sementara justru banyak orang dari luar yang masuk ke dalam birokrasi.
Meski begitu, hal ini secara psikologis kurang baik, sehingga perlu adanya pemberdayaan bagi sumber daya manusia (SDM) lokal yang masih ada.
Mestinya kepala dinas tidak hanya harus menguasai satu bidang tertentu, tetapi juga harus memiliki kemampuan manajerial yang sesuai dengan visi dan misi LAWAMENA.
Hal ini terutama berkaitan dengan pemerataan tenaga pendidik serta peningkatan infrastruktur pendidikan yang belum merata di Maluku.
“Yang paling penting adalah memahami visi dan misi LAWAMENA, terutama Sapta Cinta. Jangan sampai ada pejabat yang tidak memahami visi tersebut”.